Pimpinan Ansor Kecam Video Fitnah terhadap Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhya
IDZONE, Palu – Ketua PP Ansor Korwil Sulut & Gorontalo, Alamsyah Palenga, mengecam keras terhadap sebuah video yang diunggah oleh akun YouTube Benteng Nusantara. Video tersebut, yang memuat narasi hinaan dan fitnah terhadap Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, telah memicu keresahan di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
“Kami menyatakan bahwa postingan itu telah menghina dan merendahkan martabat Rais Aam KH Miftachul Akhyar karena menyebut beliau tukang fitnah dan berani mengatasnamakan warga NU,” tegas Alamsyah Palenga, Minggu (2/6/2024).
Menurutnya, konten tersebut berpotensi memecah belah internal NU dan menimbulkan konflik.
“Ini adalah upaya adu domba internal NU dengan tujuan menimbulkan keresahan yang kalau dibiarkan bisa menimbulkan konflik,” tegas Alamsyah.
Dia menyebut, akun tersebut patut diduga memiliki tujuan tujuan untuk mengeruk keuntungan secara finansial dengan memproduksi konten yang kontroversial meskipun bohong atau fitnah.
Video provokatif berdurasi 10 menit 39 detik itu diunggah pada Sabtu (1/6/2024), pukul 10.00 pagi, dan telah ditonton ratusan ribu orang. Dalam video tersebut, Benteng Nusantara menuduh KH Miftachul Akhyar merusak NU dan Indonesia, serta menyebarkan fitnah.
Ketua LBH GP Ansor, Dendy Zuhairil Finsa, juga menyampaikan kecaman terhadap video tersebut. “Isinya fitnah. Kami menuntut agar pemilik akun tersebut segera meminta maaf,” ujarnya kepada media, Minggu (1/6/2024).
Dendy memberikan batas waktu 2×24 jam untuk permohonan maaf. Jika tidak ada respons, pihaknya akan mengambil langkah hukum.
“Ini melibatkan pimpinan tertinggi masyarakat NU. Kita harus menjaga reputasinya. Fitnah ini telah melukai organisasi dan anggota NU. Kami menunggu selama 2×24 jam. Jika tidak ada respons, kami akan mengambil langkah hukum,” tambahnya.
Dendy juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Barisan Serbaguna (Banser) Ansor, yang siap melakukan tabayyun jika diperlukan. “Banser telah siap. Kami hanya menunggu instruksi dari Panglima Tertinggi Banser, Gus Addin (Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Addin Jauharuddin),” jelasnya.
Meskipun perbedaan pendapat adalah hal biasa di dalam tubuh NU, Dendy menekankan bahwa narasi provokatif, fitnah, dan penghinaan terhadap pimpinan tertinggi PBNU sangat disayangkan. “Debat adalah bagian dari NU, tetapi tuduhan fitnah kepada pemimpin tertinggi kami, provokasi terhadap warga NU, sangat disayangkan dan seharusnya tidak perlu dilakukan,” tegasnya.
Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor berkomitmen untuk menjaga martabat dan reputasi Rais Aam KH Miftachul Akhyar serta memastikan bahwa tindakan fitnah tidak dibiarkan tanpa tanggapan yang tegas.